Senin, 20 September 2010

hurts

Detik itu, aku mengenalmu lewat Surya, teman yang juga baru saja ku kenal saat aku lulus SMA. Di sore yang dingin, aku mengajak Surya untuk jalan-jalan sore sekedar menghabiskan waktu bersama, karena dia juga merasa suntuk dengan keadaan rumahnya yang banyak masalah. Tak terasa malam tiba, aku duduk di pinggir pelabuhan bersama Surya di bawah sinar rembulan dan gemerlap bintang di langit yang seakan tersenyum melihatku sedikit tenang hari itu. Malam, sekitar pukul delapan, Surya mengajakku pergi ke rumahmu, awalnya hanya untuk mengembalikan komik, tetapi, lama aku dan Surya nongkrong di sana, aku mulai dekat dengan mu, di awal pertemuan dan sapaan di awal pertemuan itu. Aku cukup nyaman berbincang denganmu. Padahal, aku tak mengenalmu juga tak mengenal mereka, teman-teman yang malam itu sedang berkumpul di rumah mu menghabiskan malam bersama. Hanya satu dua orang saja yang ku tahu dan ku kenal. Ada Rave, aku cukup dekat dengannya, dia sering main ke rumah saat pacarnya sibuk bekerja, duduk berbincang di rumah saling bertukar cerita tentang film kesukaanku, Death Note, juga mengenai film-film lain. Awal yang cukup membuat ku selalu ingin dekat dengan kalian, sahabat yang baru ku jumpai kala ku sudah tak bersemangat untuk berlama-lama di kota ini. Tiga bulan berlalu, aku semakin dekat dengan mu, tapi semua menganggap aku dekat dengan Surya dan Rave. Dikejar-kejar cinta. Huuuuu... senang rasanya diperhatikan banyak laki-laki, tapi di sisi lain aku merasa benci dengan mereka yang menginginkan kasih sayang dari ku, karena aku takut aku tidak bisa memberikan kasih sayang seperti apa yang mereka inginkan. Aku diterima bekerja di sebuah Yayasan yang mengurusi anak yatim dan orang jompo. Cukup sederhana tapi kerjaku lumayan berat. Tiap hari duduk di depan komputer, menulis buku tentang sedekah juga membuat beberapa proposal dan surat untuk menggalang dana dari perusahaan-perusahaan besar di kota. Tiga bulan bekerja, selama itu juga aku selalu berhubungan denganmu, saling berbalas pesan singkat dan terkadang di tengah malam saat kamu pulang dari lembur, kamu selalu menyempatkan diri untuk menelponku. Aku senang :). Setelah yayasan vacum, aku melamar disebuah yayasan lain yang kali ini bergerak di bidang pendidikan dan mengurusi anak berkebutuhan khusus. Aku harus pergi meninggalkan kalian, sahabat-sahabatku untuk mengikuti pendidikan untuk memperdalam ilmu karena aku akan bekerja sebagai tenaga pengajar dan bukan staff administrasi. Hahh.. kali ini dua bulan setengah aku berada di kota Surabaya, dua bulan lamanya aku hanya bisa berkirim pesan singkat denganmu sebelum akhirnya aku memutuskan untuk mengucapkan kata cinta padamu. Inilah kali pertama aku mengutarakan kata cinta pada seorang laki-laki. Saat itu, aku berharap kamu menjadi yang terbaik dalam kisah cintaku. Kamu sangat perhatian terhadapku, selalu menyempatkan diri untuk mengirim pesan dan menelponku. Aku bangga menjadi pacarmu saat itu, selalu ingin dekat denganmu. Semuanya terasa indah, tidak ada kata cemburu, semuanya saling pengertian, aku senang saat itu, merasa memiliki dirimu seutuhnya. Tetapi, kini setelah setahun kita membina hubungan ini, kamu mulai mengaturku, membatasi gerakku, awalnya aku merasa hal itu wajar karena kamu mulai cemburu dan itu adalah tanda sayang dan keseriusanmu kepadaku. Tapi aku mulai tidak nyaman saat kamu melarangku untuk bertemu dengan teman-teman organisasiku saat aku masih sekolah dulu, kamu selalu melarangku untuk pergi jalan-jalan, melarangku untuk menghadiri undangan buka bersama saat ramadhan tahun ini, kamu juga melarangku untuk berhubungan dengan teman laki-lakiku yang lain. "cewek itu di rumah aja lah" itulah kata-kata mu yang masih ku ingat hingga saat ini. Aku mulai malas untuk bertemu dan berkumpul dengan sahabat-sahabatku yang dulu, sahabat yang terlebih dulu ku kenal sebelum aku mengenalmu. Aku mulai malas untuk ikut berkumpul dan hadir di acara-acara yang mereka adakan. Aku memilih untuk diam di rumah, mendengarkan radio dari hape bututku, memainkan game ponsel atau mengutak atik notebook miniku yang sekarang ini mungkin sudah terisi penuh oleh curahan hatiku yang tak bisa ku ungkap padamu. Aku lemah di hadapmu. Kadang aku berpikir, apakah kamu memiliki perempuan lain, sehingga kamu takut jika aku keluar untuk jalan-jalan, aku memergokimu sedang berboncengan mesra dengan perempuan lain. Kadang aku juga berpikir tentang aturan-aturanmu yang hanya memperbolehkanku untuk keluar dan berkumpul dengan sahabat-sahabatku yang notabene adalah teman sekolahmu. Kamu tidak pernah mau untuk pergi bersamaku ke tempat orang yang tak kamu kenal, padahal aku ingin mengunjungi mereka dan kamu pun selalu mengajakku untuk berkunjung ke rumah orang yang sama sekali tak aku kenal. Aku sedih dengan ini semua. Kebanggaanku padamu kini hilang, entah kenapa rasa sayangku sedikit demi sedikit mulai lenyap tergerus rasa cemburu dan sakit hati. Detik ini, aku baru saja melihat foto-fotomu yang di tag di salah satu akun jejaring sosial di dunia maya. Aku melihat kamu sedang berfoto dengan teman perempuan mu yang tak lain adalah pacar dari teman kerjamu sendiri, terlihat sangat................. yang membuatku cemburu, air mata ini ku tahan, aku tak ingin menangis lagi hanya karena masalah ini, aku ingin membuktikan aku ini cukup kuat untuk masalah seperti ini. Kamu lebih sibuk dengan orang lain sekarang. Tak ada lagi pesan yang masuk ataupun telfon dari mu saat kamu pulang lembur, tak ada lagi kata sayang, yang ada hanyalah pertengkaran yang membuatku selalu curiga dan kehilangan rasa sayangku padamu. Akh! aku mengingat foto itu lagi, aku sadar dia tidak mungkin menyukaimu :). Tapi rasa cemburu ini tak bisa kusembunyikan.Sekarang semuanya terserah. Mungkin Sendiri memang lebih baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

naka :)

Powered By Blogger