Kamis, 23 Desember 2010

Maafkan Aku


tak bisa ku lupa saat-saat indah bersamamu
semua cerita mungkin kini hanya tinggal kenangan
ku harus pergi meninggalkanmu di dalam sepiku
bukan inginku 'tuk menyakiti perasaanmu
maafkan aku
maafkan aku yang tak bisa menunggu hatimu
lupakan saja diriku untuk selama-lamanya
ku harus pergi meninggalkanmu di dalam sepiku
bukan inginku tuk menyakiti perasaanmu
maafkan aku

tidurlah sayangku mentari tlah menunggu
sambutlah pagi nanti dengan hati tersenyum
bermimpilah cinta dengan segenap rasa
kini tibalah saatnya kita harus berpisah

maafkanlah aku yang tak bisa menunggu
lupakan saja diriku untuk selama-lamanya

Kamis, 23 September 2010

awal yang mengesankan

Awal bulan lalu di awal Ramadhan, aku yang baru saja di pecat dari kerjaku sebagai seorang tenaga pengajar di sebuah sekolah khusus anak berkebutuhan khusus, mencoba bangkit dengan menjadi reseller berbagai macam ponsel replika dan original black market. Di awal-awal aku menjual ponsel semuanya berjalan lancar dan tidak ada kerusakan apapun, tetapi saat itu, saat aku sedang mencetak beberapa lembar brosur ponsel di sebuah warnet, seorang adik kelasku yang berinisial V juga berada di warnet yang sama, melihat ponsel BB original dengan harga miring dia langsung tertarik dan memesannya padaku. Semuanya berjalan lancar, dan aku berharap semuanya baik-baik saja, ponsel yang dipesan adalah original dan aku segera menghubungi Masku untuk memesankannya. Di awal pemesanan dia membayar separo dari harga utuh ponsel, dan seminggu kemudian aku menemuinya di sebuah rumah sakit di dekat rumah dan di sana aku melakukan transaksi. "kak, bisa nggak aku bayarnya satu juta dulu, soalnya gajiku belum cari semua, bulan depan sisanya baru dikasihkan, gimana?" dan dengan tegas aku menjawab, tidak bisa, dengan raut wajah sedikit kecewa dia segera ke ATM di sudut rumah sakit dan mengambil kekurangan uang hape. Aku pulang dengan membawa uang itu. Aku pikir semuanya akan baik-baik saja, tetapi, keesokan harinya di pagi hari sebelum aku membuka mataku, ponselku sudah berdering, V, kenapa pagi-pagi begini dia menghubungiku, aku mulai curiga, dengan suara masih serak aku mengangkat telfonnya. "kak hapenya kok nggak bisa di pakek ini, tombol gulirnya yang tengah macet, di pake smsan langsung mati" ucapnya dengan nada sedikit bergetar. Aku mulai curiga, mungkinkah dia sengaja merusak hapenya dan menginginkan uangnya kembali ataukah dia menukar BB lain yang sudah rusak. Tapi saat sore hari aku menemuinya di rumah sakit yang sama untuk mengambil BB itu, aku melihat anti gores dari hape masih terpasang. Hati kecil mengatakan, mungkin BB nya memang rusak. Aku kembali ke rumah dengan hati penuh tanda tanya. Aku mengabarkan padanya jika BB baru akan datang setelah lebaran karena ekspedisi barang libur saat lebaran dan kemungkinan barang hilang diperjalanan pun sangat besar jika dipaksakan untuk di kirim. Dia mengiyakan saja kata-kataku, tetapi akhir-akhir ini dia sering menghubungiku dan menanyakan hapenya, aku juga sudah berusaha memberikan yang terbaik dalam pelayananku, tetapi dia sangat ngotot, "mau nggak mau besok hapenya sudah ada, terserah pilih hape atau uang", aku sudah muak dengan tingkahnya yang seperti mempermainkan aku. Aku menyuruhnya menghubungi Mas ku yang langsung tahu mengenai keberadaan dan kondisi hape. Siang ini, saat aku hendak tidur siang, pacarku menelfon, "dek, ntar jam 4 ke rumah ya ambil uang hape, ribet temanmu itu nggak bisa dikasih tahu, tapi balikinnya nggak penuh", aku menghela nafas panjang, Gusti berilah balasan yang setimpal baginya nanti. Semua usaha baik kecil, usaha menengah maupun yang sudah besar pasti akan mengalami yang namanya rugi, karugian merupakan pelajaran berharga pada setiap usaha, kerugian memberikan kita pemikiran yang matang untuk bertindak agar tidak mengalami kerugian untuk kedua kalinya. Terus semangat karena masih banyak yang mau dan mencari produk yang akan kita tawarkan.

aku sayang kamu

malam ini aku sangat bahagia, kebahagiaan yang kurasa bukanlah kebahagiaan yang dapat dirasakan orang lain. Gusti, Alhamdulillah Engkau telah mengirimkan dia untukku :). Semua kata sayang ku ungkap padamu, dengan keberanian yang kukumpulkan selama beberapa hari ini. Aku terbenam dalam "cemburu", satu kata yang mengisyaratkan rasa sayang, suka, cinta, benci, jengkel, bosan, muak, rindu, satu kata yang membuatku terbakar emosi. Sayang, aku cemburu, aku cemburu kamu dekat dengan perempuan lain, aku cemburu saat engkau mengacuhkan aku, aku cemburu engkau pergi dengan mereka meninggalkan aku sendiri dalam rasa yang tak dapat ku ungkapkan padamu. Sayang aku cemburu, aku cemburu karena aku cemas dalam ketakutanku, aku khawatir jika suatu saat nanti aku kehilangan kamu. Akhh! semua akan menjadi sia-sia. Aku selalu membanggakanmu, semua aku berikan padamu dan tiba-tiba engkau menghilang dari rutinitas keseharianku. Aku tak sanggup melihatmu dengan perempuan lain, aku akan pergi membawa luka ini sendiri jauh dari mu dan kehidupanmu, ahhh, aku berharap semua itu tidak akan terjadi, karena hari ini, aku bisa merasakan kembali kasih sayang mu yang sempat hilang. Dalam emosiku yang masih terbakar cemburu, dengan lembut dan sayang kamu mengangkat wajahku yang selalu tertunduk saat marah padamu, kau mencium keningku mesra. "dek buka matanya" bisikmu pelan. :) entah kenapa aku selalu memejamkan mataku, enggan melihatmu saat kau marah padaku ataupun saat ku marah padamu. Aku kemudian membuka mataku, "kamu tahu nggak, aku begini karena kamu nggak pernah perhatian sama aku, aku ngelakuin semua hal yang kamu benci agar kamu ngasi perhatian ke aku, selama ini kamu hanya sibuk dengan duniamu" sejenak kau terdiam melihat mataku yang berkaca-kaca, kau memelukku mesra membisikkan kata sayangmu untukku "aku sayang kamu". Duniaku berseri. Aku juga sayang kamu mas. Tapi aku tak bisa mengatakannya padamu, biarlah semuanya tersirat dalam sikap dan perhatianku padamu. Semua kembali dari awal, aku sayang kamu. Aku ingin selalu denganmu menghabiskan waktu berdua menjalani sisa hidup bersama. Semua dalam album kehidupan "BERDUA LEBIH BAIK"

Senin, 20 September 2010

setresss

hmm.. mentari pagi sudah bersinar cerah, bangun dari peraduannya, tetapi aku masih saja asik dengan bantal, guling dan selimut blester ku. Saat mataku terbuka, entah apa yang ku pikirkan selama aku tidur, akh aku masih saja teringat akan foto mesramu dengan dia, dia yang aku tak tahu siapa dia, dia yang saat ini sedang ku benci. Maafkan aku atas sikapku yang sangat pencemburu ini, tapi aku tidaklah begini jika kamu tidak memulainya.Sayang aku................................ akh!! aku tak dapat melanjutkan kata-kataku. Aku mencoba untuk bersemangat hari ini, menjalani hari dengan suka cita, tapi perasaan sedih ini tak bisa begitu saja menghilang. Waktuku tidaklah banyak, satu setengah tahun bagiku sebentar, bisa memandangmu dan mendekap erat tubuhmu. Selepas waktu yang sebentar itu, aku akan pergi meninggalkanmu di sini sendiri, aku tak tahu apa yang akan terjadi padamu nanti saat aku sudah tak bisa melihatmu lagi. Aku cemas, aku cemas pada ketakutanku kehilangan kamu. Kamu mulai berubah,  kamu lebih sibuk dengan orang lain, orang lain yang selama ini juga sudah ku kenal dan sebelumnya lebih dulu aku kenal sebelum kamu mengenalnya.Aku sadar aku cemburu pada orang dan saat yang tidak tepat. Aku sadar sikapku ini akan mempengaruhi hubunganmu dengan sahabat-sahabatmu. Aku sadar aku tidaklah cukup sempurna untukmu, aku sadar kamu menginginkan sosok perempuan yang menyayangimu tulus, yang bisa mengerti kamu, yang bisa memahami bagaimana sifat dan watakmu, aku sadar ada seseorang yang menunggumu di sana :((

aku benci dia!!!!!!!!!!!

aku tak tahu siapa yang ku sebut 'dia', tapi aku sangat membenci dia! kamu takkan pernah tahu betapa aku membenci 'dia'. Semua rasa sayangku hilang karena dia, kamu lebih sibuk dengan dia, melupakan aku, aku sendiri tak tahu apa yang harus aku lakukan, apakah aku salah jika akhrinya aku diam diam diam dan mendiamkan kamu karena kamu selalu membuatku sakit dalam kecemburuanku, aku takut kehilangan rasa sayangku dan pada akhirnya benar-benar hilang, karena tiap aku cemburu, sedikit-demi sedikit aku kehilangan rasa sayangku ke kamu... HARAPAN tinggallah harapan kosong yang menyakitkan. Perhatian yang seperti apa yang kamu inginkan dari aku, kasih sayang yang seperti apa yang kamu inginkan dari aku, sementara kamu tidak pernah memberikan perhatian dan kasih sayangmu untukku, KAMU LEBIH SIBUK DENGAN ORANG LAIN. Dan hanya akan sibuk dengan ku saat kamu membutuhkan aku. ;(( akh, mungkin itu hanya perasaanku saja, kamu selalu mengatakan "aku sayang kamu, aku selalu butuh kamu" tapi pada kenyataannya aku tidak bisa merasakan seperti apa yang kamu katakan. Haaa mungkin semua itu hanyalah rayuan mu saja. Aku selalu berusaha berpikir positif tentang kamu, karena aku juga tahu, orang tuamu cukup dekat dengan aku, dan keluargamu sudah mengenal aku, tapi pada akhirnya yang menjalani bukanlah mereka, yang memutuskan hubungan ini bukanlah mereka, sayang, aku benci kata itu, kata yang sangat menyakitkan untuk ku dengar!! Yakin semuanya akan baik-baik saja, Gusti Allah akan selalu berada di sampingmu :))

hati manusia siapa yang tahu...??

di sini, aku sadar apa yang aku tulis tidaklah semuanya sama dengan apa yang kalian rasakan, tapi ini adalah tulisan yang berisi apa yang aku rasakan saat aku tengah menulisnya, berharap aku bisa menjadi sedikit tenang setelah aku menulisnya. Tulis juga apa yang kalian tengah rasakan, bicarakan semua apa yang kita tengah rasakan pada pasangan kita, meski dia hanya pacar kita atau teman kita, setiap permasalahan sudah pasti ada penyebab dan jalan keluarnya, cari lah jalan keluarnya dengan  komunikasi yang baik, pakai akal sehat ya! jangan pakai emossi :) I LOVE YOU ALL

hurts

Detik itu, aku mengenalmu lewat Surya, teman yang juga baru saja ku kenal saat aku lulus SMA. Di sore yang dingin, aku mengajak Surya untuk jalan-jalan sore sekedar menghabiskan waktu bersama, karena dia juga merasa suntuk dengan keadaan rumahnya yang banyak masalah. Tak terasa malam tiba, aku duduk di pinggir pelabuhan bersama Surya di bawah sinar rembulan dan gemerlap bintang di langit yang seakan tersenyum melihatku sedikit tenang hari itu. Malam, sekitar pukul delapan, Surya mengajakku pergi ke rumahmu, awalnya hanya untuk mengembalikan komik, tetapi, lama aku dan Surya nongkrong di sana, aku mulai dekat dengan mu, di awal pertemuan dan sapaan di awal pertemuan itu. Aku cukup nyaman berbincang denganmu. Padahal, aku tak mengenalmu juga tak mengenal mereka, teman-teman yang malam itu sedang berkumpul di rumah mu menghabiskan malam bersama. Hanya satu dua orang saja yang ku tahu dan ku kenal. Ada Rave, aku cukup dekat dengannya, dia sering main ke rumah saat pacarnya sibuk bekerja, duduk berbincang di rumah saling bertukar cerita tentang film kesukaanku, Death Note, juga mengenai film-film lain. Awal yang cukup membuat ku selalu ingin dekat dengan kalian, sahabat yang baru ku jumpai kala ku sudah tak bersemangat untuk berlama-lama di kota ini. Tiga bulan berlalu, aku semakin dekat dengan mu, tapi semua menganggap aku dekat dengan Surya dan Rave. Dikejar-kejar cinta. Huuuuu... senang rasanya diperhatikan banyak laki-laki, tapi di sisi lain aku merasa benci dengan mereka yang menginginkan kasih sayang dari ku, karena aku takut aku tidak bisa memberikan kasih sayang seperti apa yang mereka inginkan. Aku diterima bekerja di sebuah Yayasan yang mengurusi anak yatim dan orang jompo. Cukup sederhana tapi kerjaku lumayan berat. Tiap hari duduk di depan komputer, menulis buku tentang sedekah juga membuat beberapa proposal dan surat untuk menggalang dana dari perusahaan-perusahaan besar di kota. Tiga bulan bekerja, selama itu juga aku selalu berhubungan denganmu, saling berbalas pesan singkat dan terkadang di tengah malam saat kamu pulang dari lembur, kamu selalu menyempatkan diri untuk menelponku. Aku senang :). Setelah yayasan vacum, aku melamar disebuah yayasan lain yang kali ini bergerak di bidang pendidikan dan mengurusi anak berkebutuhan khusus. Aku harus pergi meninggalkan kalian, sahabat-sahabatku untuk mengikuti pendidikan untuk memperdalam ilmu karena aku akan bekerja sebagai tenaga pengajar dan bukan staff administrasi. Hahh.. kali ini dua bulan setengah aku berada di kota Surabaya, dua bulan lamanya aku hanya bisa berkirim pesan singkat denganmu sebelum akhirnya aku memutuskan untuk mengucapkan kata cinta padamu. Inilah kali pertama aku mengutarakan kata cinta pada seorang laki-laki. Saat itu, aku berharap kamu menjadi yang terbaik dalam kisah cintaku. Kamu sangat perhatian terhadapku, selalu menyempatkan diri untuk mengirim pesan dan menelponku. Aku bangga menjadi pacarmu saat itu, selalu ingin dekat denganmu. Semuanya terasa indah, tidak ada kata cemburu, semuanya saling pengertian, aku senang saat itu, merasa memiliki dirimu seutuhnya. Tetapi, kini setelah setahun kita membina hubungan ini, kamu mulai mengaturku, membatasi gerakku, awalnya aku merasa hal itu wajar karena kamu mulai cemburu dan itu adalah tanda sayang dan keseriusanmu kepadaku. Tapi aku mulai tidak nyaman saat kamu melarangku untuk bertemu dengan teman-teman organisasiku saat aku masih sekolah dulu, kamu selalu melarangku untuk pergi jalan-jalan, melarangku untuk menghadiri undangan buka bersama saat ramadhan tahun ini, kamu juga melarangku untuk berhubungan dengan teman laki-lakiku yang lain. "cewek itu di rumah aja lah" itulah kata-kata mu yang masih ku ingat hingga saat ini. Aku mulai malas untuk bertemu dan berkumpul dengan sahabat-sahabatku yang dulu, sahabat yang terlebih dulu ku kenal sebelum aku mengenalmu. Aku mulai malas untuk ikut berkumpul dan hadir di acara-acara yang mereka adakan. Aku memilih untuk diam di rumah, mendengarkan radio dari hape bututku, memainkan game ponsel atau mengutak atik notebook miniku yang sekarang ini mungkin sudah terisi penuh oleh curahan hatiku yang tak bisa ku ungkap padamu. Aku lemah di hadapmu. Kadang aku berpikir, apakah kamu memiliki perempuan lain, sehingga kamu takut jika aku keluar untuk jalan-jalan, aku memergokimu sedang berboncengan mesra dengan perempuan lain. Kadang aku juga berpikir tentang aturan-aturanmu yang hanya memperbolehkanku untuk keluar dan berkumpul dengan sahabat-sahabatku yang notabene adalah teman sekolahmu. Kamu tidak pernah mau untuk pergi bersamaku ke tempat orang yang tak kamu kenal, padahal aku ingin mengunjungi mereka dan kamu pun selalu mengajakku untuk berkunjung ke rumah orang yang sama sekali tak aku kenal. Aku sedih dengan ini semua. Kebanggaanku padamu kini hilang, entah kenapa rasa sayangku sedikit demi sedikit mulai lenyap tergerus rasa cemburu dan sakit hati. Detik ini, aku baru saja melihat foto-fotomu yang di tag di salah satu akun jejaring sosial di dunia maya. Aku melihat kamu sedang berfoto dengan teman perempuan mu yang tak lain adalah pacar dari teman kerjamu sendiri, terlihat sangat................. yang membuatku cemburu, air mata ini ku tahan, aku tak ingin menangis lagi hanya karena masalah ini, aku ingin membuktikan aku ini cukup kuat untuk masalah seperti ini. Kamu lebih sibuk dengan orang lain sekarang. Tak ada lagi pesan yang masuk ataupun telfon dari mu saat kamu pulang lembur, tak ada lagi kata sayang, yang ada hanyalah pertengkaran yang membuatku selalu curiga dan kehilangan rasa sayangku padamu. Akh! aku mengingat foto itu lagi, aku sadar dia tidak mungkin menyukaimu :). Tapi rasa cemburu ini tak bisa kusembunyikan.Sekarang semuanya terserah. Mungkin Sendiri memang lebih baik.
Powered By Blogger